NAMA
: HERI ANANDA
NIM :
211222438
UNIT : 4 (empat)
Surah An –Nahl ayat : 125
Artinya ;
Serulah
(manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan
bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.
1. Tafsir Ibnu Katsir
Allah SWT
berfirman, memerintahkan Rasul-Nya Muhammad saw untuk menyeru makhluk ke jalan
Allah dengan cara hikmah ( perkataan yang tegas dan benar ). Ibnu Jarir
berkata, “dan demikianlah apa yang diturunkan Allah kepada Muhammad dari kitab,
sunnah dan pelajaran yang baik, yaitu tentang sesuatu yang di dalamnya terdapat
larangan dan ketetapan bagi manusia. Mengingatkan mereka dengan itu semua
(al-Kitab, sunnah dan mauizhoh) agar mereka takut akan siksa Allah SWT.
Penjelasan
Dalam Al-Qur'an
An-Nahl ayat 125 terdapat kata kunci sebagai berikut:
v Bil Hikmah (بالحكمة)
“Serulah manusia kepada jalan Tuhan-mu
dengan hikmah”
Ayat di atas mengandung makna perintah,
dengan adanya kata ( ادع ) Allah
memerintahkan untuk menyeru kepada manusia kepada jalan yang benar dengan cara
hikmah. Oleh karena mengandung pengertian perintah. Maka lafadz itu memberi
pengertian keharusan (wajib). Dengan demikian perintah mi menjadi wajib untuk
dilaksanakan yaitu: mengajak manusia dengan jalan hikmah.
Berdasarkan penafsiran para mufasir
hikmah mengandung makna sebagai berikut:
Ø Perkataan yang kuat disertai dalil yang menjelaskan
kebenaran dan menghilangkan kesalahpahaman.
Ø Pengetahuan tentang rahasia dan faedah segala sesuatu.
Dengan pengetahuan sesuatu itu dapat diyakini keadaannya/pengetahuan itu
memberi manfaat.
Ø Perkataan yang tepat dan benar yang menjadi dalil
(argumen) untuk menjelaskan mana yang hak dan mana yang bathil.
Ø Mengetahui hukum-hukum Al-Qur'an, paham Al-Qur'an, paham
agama, takut kepada Allah, benar perkataan dan perbuatan.
Ø Tutur kata yang mempengaruhi jiwa.
Ø Akal budi yang mulia, dada yang lapang dan hati yang
bersih. Menarik perhatian orang kepada agama ( kepercayaan terhadap Tuhan ).
Ø Perkataan yang tegas dan benar.
2. TAFSIR
AL MISBAH
Menurut
beliau, sementara ulama’ memahami
bahwa ayat ini menjelaskan tiga macam metode dakwah yang harus disesuaikan dengan sasaran dakwah.
Terhadap cendikiawan yang memiliki intelektual tinggi diperintahkan menyampaikan dakwah dengan hikmah, yakni berdialog dengan kata-kata bijak sesuai dengan tingkat kepandaian mereka.Terhadap kaum awam diperintahkan untuk menerapkan mau’izhah, yakni memberikan nasihat dan perumpamaan yang menyentuh jiwa sesuai dengan taraf pengetahuan mereka yang sederhana. Sedang,
terhadap Ahl al-kitab dan penganut
agama-agama lain yang diperintahkan menggunakan jidal ahsan/perdebatan dengan cara yang terbaik, yaitu dengan
logika dan retorika yang halus, lepas dari kekerasan dan umpatan.
Selanjutnya beliau menjabarkan kata al-hikmah
dalam ayat tersebut, berikut ini penjabarannya.
Kata (حكمة)
hikmah antara lain berarti yang paling utama dari segala sesuatu, baik
pengetahuan maupun perbuatan. Ia adalah pengetahuan atau tindakan yang
bebas dari kesalahan atau kekeliruan. Hikmah
juga diartikan sebagai sesuatu yang bila
digunakan/diperhatikan akan mendatangkan kemaslahatan dan kemudahan yang besar
atau lebih besar serta menghalangi terjadinya mudharat atau kesulitan yang
besar atau lebih besar. Makna ini ditarik dari kata hakamah, yang berarti kendali,
karena kendali menghalangi hewan/kendaraan mengarah ke arah yang tidak di inginkan
atau menjadi liar. Memilih perbuatan yang terbaik dan sesuai adalah perwujudan
dari hikmah. Memilih yang terbaik dan
sesuai dari dua hal yang buruk pun dinamai hikmah,
dan pelakunya dinamai hakim
(bijaksana). Siapa yang tepat dalam penilaiannya dan dalam pengaturannya,
dialah yang wajar menyandang sifat ini atau dengan kata lain dia yang hakim. Thahir Ibn ‘Asyur menggaris
bawahi bahwa hikmah adalah nama
himpunan segala ucapan atau pengetahuan yang mengarah kepada perbaikan keadaan
dan kepercayaan manusia secara bersinambung. Thabathaba’i mengutip ar-Raghib
al-Ashfihani yang menyatakan secara singkat bahwa hikmah adalah sesuatu yang
mengena kebenaran berdasar ilmu dan akal. Dengan demikian, menurut
Thabathaba’i, hikmah adalah argumen yang menghasilkan kebenaran yang tidak
diragukan, tidak mengandung kelemahan tidak juga kekaburan
3.
Tafsir al-Maraghi
Hai Rasul, serulah orang-orang yang
kau diutus kepada mereka dengan cara menyeru mereka kepada syari’at yang telah
digariskan Allah bagi makhluk-Nya melalui wahyu yang diberikan kepadaMu, dan
memberi mereka pelajaran dan peringatan yang diletakkan di dalam kitab-Nya
sebagai hujah atas mereka, serta selalu diingatkan kepada mereka, seperti
diulang-ulang dalam surat ini. Dan bantahlah mereka dengan bantahan yang lebih
baik daripada bantahan lainnya seperti memberi maaf kepada mereka jika mereka
mengotori kehormatanmu serta bersikaplah lemah lembut terhadap mereka dengan
menyampaikan kata-kata yang baik,
0 komentar:
Posting Komentar