Translate this

Selasa, 17 Juni 2014

tafsir an-nisa' : 107

 A.Surah An- Nisa’ Ayat 107


Artinya;
“Dan janganlah kamu berdebat (untuk membela) orang-orang yang mengkhianati dirinya.   Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang selalu berkhianat lagi bergelimang dosa,”(107)

1.     Tafsir AL-Misbah

Ayat ini melarang berdebat dengan dan menyangkut orang yang khianat.Dan janganlah engkau wahai Muhammad demikian juga umatmu berdebat untuk membela orang-orang yang sengaja lagi tekun dan terus menerus mengkhianati dirinya.Sesungguhnya Allah tidak menyukai. Tidak melimpahkan rahmat kasih sayang-Nya kepada orang-orang yang selalu berkhianat. Yakni mengulang-ulanginya dari saat ke saat lagi bergelimang dosa.
Kata (           )tujadil terambil dari kata yang bermakna menarik tali dan mengikatnya guna menguatkan sesuatu.Orang yang berdebat bagaikan menarik dengan ucapan untuk meyakinkan lawannya dengan menguatkan pendaptnya melalui argumentasi yang dia sampaikan. Kata(         )jidal menunjukkan adanya dua pihak yang saling tarik menarik ,masing masing berusaha untuk menarik mitra bicars nya dengan aneka dalil atau dalih.
Ayat ini merupakan ancaman yang cukup serius terhadap orang yang berkhianat.Betapa tidak, Rasul saw,yang demikian tinggi kedudukan beliau di sisi Allah dan yang dalam kenyataan sehari-hari terlihat dengan jelas melaksanakan hak dan menjauhi khinat,kendati demikian – tetap di peringatkan- kalau enggan mengatakan diancam oleh Allah swt.Maka bagaimana dengan beliau,dan bagaimana pula dengan yang mengetahui kebenaran tetapi menyembunyikannya serta membantu kebatilan?
Di sisi lain, perlu juga dicatat pengamatan sementara ulama yang mengatakan bahwa (                            ) khawwanan atsiman yang mengandung makna berulang-ulangan pengkhianatan dan dosa,atau melakukan pengkhianatan dan dosa yang sangat besar memberi isyrat bahwa yang sekali-kali melakukan khianat dan dosa agaknya tidak termasuk yang diancam oleh ayat ini.
Pandangan ini boleh ada benarnya, tetapi perlu di ingat bahwa Allah pada hakikatny tidak menyukai siapapun yang berkhiant atau berdosa,sedikit atau banyak,hanya saja seseorang yang sekali-sekali berdosa atau berkhianat, kemugkinan besar di waktu yang lain dia tidak berkhianat.


2. Tafsir al maghari

Sesudah itu Allah dalam ayat ini melarang Nabi Muhammad saw membela orang-orang yang mengkhianati dirinya sendiri, yakni Tu'mah dengan kaum kerabatnya yang berusaha menutupi kesalahannya. Mereka dikatakan mengkhianati diri sendiri sedang yang dikhianati sebenarnya adalah orang lain adalah karena akibat pengkhianatan itu akan menimpa diri mereka sendiri. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang khianat, berdosa dan mengotori jiwanya dengan perbuatan-perbuatan jahat seperti Tu'mah yang ternyata sesudah kedok kejahatannya terbuka murtadlah dia dan melarikan diri ke Mekah menggabungkan diri dengan orang-orang musyrik.

3. Tafsis ibnu katsir

      Secara lahiriah,mereka mengkhianati orang lain, tetapi pada hakikatnya mereka mengkhianati diri sendiri.sesungguhnya mereka telah jamaah dan manhaj-nya serta prinsip-prinsip yang membedakannya dari orang lain. Mereka juga mengkhianati amanat yang dibebankan kepada seluruh jamaah yang mereka termasuk didalamnya.Kemudian mereka mengkhianati diri mereka sendiri dalam bentuk yang lain, yaitu menyodorkan diri mereka kepada dosa yang kelak mereka akan mendapatkan balasannya yang amat buruk.Mereka akan dibenci Allah dan dijatuhi hukuman karena dosa-dosa yang mereka lakukan itu.
      Nah, tanpa diragukan lagi tindakan itu merupakan penkhianatan diri sendiri.Bentuk ketiga pengkhianatan mereka terhadap diri mereka sendiri adalah menodai dan mengotori jiwa mereka dengan melakukan persongkolan,kebohongan,dan pengkhianatan.
“…Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang selalu berkhianat lagi bergelimang dosa.”
      Ini adalah hukuman yang lebih besar dari semua bentuk hukuman.Hukuman ini disamping diancamkan kepada yang bersangkutan,juga diarahkan kepada yang lain,karena orang-orang yang tidak disukai Allah tidak boleh di bela oleh seorangpun.Allah membenci mereka karena dosa dan pengkhianatan ini.
      Identifikasi dosa dan pengkhinatan ini diakhiri dengan memberikan gambaran yang menjijikkan mengenai perilaku para pengkhinat yang suka berbuat dosa itu.


                                                                                                    
     


0 komentar:

Posting Komentar